Materi PAI SMA/SMK Kelas X Adab Bepergian
Materi PAI SMA/SMK Kelas X Adab Bepergian |
ADAB
BEPERGIAN
Para
siswa dan siswi yang Bapak cintai dan banggakan, setelah kita membahas mengenai
adab bertamu dan menerima tamu, kali ini yang akan menjadi fokus kita adalah
adab berpergian. Materi kali ini masih seputar pelajaran PAI untuk SMA/SMK kelas X. Sekali lagi bapak ingatkan bahwa betapa pentingnya adab/akhlak
perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, tiada guna kalaupun kalian
menjadi orang pintar, kaya, atau bahkan pejabat, jika tidak berakhlak. Bukan saja
tidak disukai orang, dikucilkan dalam pergaulan, tetapi juga Allah tidak suka
dan tentu balasan keburukan akhlak kelak adalah neraka. Sebab lagi-lagi yang
diperhitungkan amal adalah perbuatan alias akhlak, bukan pengetahuan.
Anak-anak..!
Islam
mengatur sedemikian rupa kehidupan kita hingga pun ketika kita berpergian maka
beberapa anjuran dalam Islam di antaranya:
Izin; penting kiranya ketika kita
hendak berpergian jauh maka harus izin. Jika seorang anak tentu perlu izin
kepada orangtua, jika seorang suami atau istri maka perlu izin memberitahukan
kepergian kepada suami atau istri. Jika pun tidak ada anggota keluarga lagi
maka dianjurkan memberitahukan kepada tetangga sekedar menitipkan pesan
kepergian dan rumah yang ditinggalkan
Shalat safar; salat safar dianjurkan
bagi yang hendak berpergian dengan tujuan memohon pertolongan Allah agar
perjalanan dimudahkan dan segala maksud tercapai serta selamat hingga kembali
ke rumah. Salat sunnah safar sama halnya dengan shalat sunnah yang lain; yaitu
dua rakaat. Hanya bedanya dalam hal niat. Lugasnya begini: ushalli
sunnatassafari rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala.
Berdo’a. Do’a dianjurkan dalam segala
aktivitas seorang muslim, termasuk ketika hendak berpergian. Do’a dimaksud
adalah do’a berpergian dan do’a naik kendaraan. Mungkin kalian masih ingat doa
itu yang diajarkan di madrasah diniyyah.
Bapak hanya mengingatkan saja; do’a
berpergian: bismillahi tawakkaltu alallah
la haula wala quwwata illa billahil aliyyil adhim.
Doa naik kendaraan: subhanalladzi sakhara lana hadza wama kunna
lahu muqrinina wainna ila robbina lamunqolibun.
Disamping
anjuran di atas, berikut adalah beberapa urutan adab yang sebaiknya kita
lakukan dalam kaitannya dengan aktivitas berpergian: (1) Memohon izin/memberitahukan kepergian, (2)Persiapkan perbekalan; (3)Alangkah baiknya
jika perbekalan dicatat dalam notes kecil untuk memudahkan pengecekkan barang
bawaan, (4)Shalat sunnah safar, (5) Doa berpergian, (6) Hindari berpakaian dan menggunakan
perhiasan yang mencolok yang bisa menarik perhatian dan memunculkan niat buruk
orang lain, (7)Fokus pada tujuan dan tidak menyeleweng
dari tujuan kepergian; misalnya: jika tujuannya jakarta maka usahakan untuk
menuju jakarta tidak boleh lantas malah ganti tujuan ke bogor dulu, jika memang
tidak ada alasan syar’i atau alasan krusial lainnya.
Yang terpenting adalah JAGA SHALAT
FARDLU. Perjalanan harus tetap mengindahkan kewajiban shalat fardlu. Itu yang
terpenting. Sebab banyak orang yang berpergian lalu menyepelekan dan
meninggalkan kewajiban shalat. Pikirnya shalat hanya mempersulit perjalanan. Atau
beralasan karena darurat, karena sulit, dan segala macam. Padahal Allah telah
memberi kemudahan dan keringanan pada orang yang berpergian. Misalnya, ketika
perjalanan lebih dari 83 KM maka shalat boleh dijamak (disatukan) dan boleh
diqasar (diringkas).
b Baca Juga: 5 Sikap Yang Harus Ada Pada Diri Santri
Shalat-shalat yang boleh dijamak ialah
shalat asar dan dzuhur, shalat magrib dan isya. Jika shalat dzuhur dilaksanakan
pada waktu asar maka disebut jamak ta’khir (jamak yang diakhirkan), jika
sebaliknya maka disebut jamak takdim (jamak yang didahulukan).
Shalat-shalat yang boleh diqasar ialah
shalat yang empat rakaat yaitu: dzuhur, asar, dan isya. Syarat terpenting dari
ketentukan rukhsoh (keringanan) di atas juga ialah antara dua shalat yang
dijamak tidak boleh ada hal ihwal yang memisahkan meskipun wiridan. Artinya setelah
shalat yang pertama maka harus langsung melakukan shalat yang kedua dan tidak
boleh dipisah oleh wiridan apalagi lebih dari itu.
Syarat yang lain juga, niat jamak ta’khir
dengan cara hati kita berkata: “saya niat mengakhirkan shalat dzuhur/magrib ke
waktu asar/isya” dan niat itu dilakukan di dalam waktu shalat dzuhur/magrib. Sebaliknya,
niat jamak takdim adalah dilakukan ketika melakukan shalat yang pertama yaitu
dzuhur atau magrib. Pada waktu shalat harus niat dalam hati mengatakan: “saya
niat menarik shalat asar ke dzuhur, atau saya niat menarik shalat isya ke
magrib”.
Anak-anakku sekalian, rupanya cukup
sekian permulaan materi ini, selebihnya mari kita diskusikan atau saling tanya
jawab. Mudah-mudahan awalan ini bermanfaat untuk membuka memori kalian kembali
tentang materi serupa yang pernah kalian dapat di SMP/MTs atau bakan di
madrasah diniyyah. Amin.
Post a Comment for "Materi PAI SMA/SMK Kelas X Adab Bepergian"
Terimakasih Sudah Berkunjung, Sehat Selalu Dan Semoga Sukses